#KaburAjaDulu: Akuntan Muda Pilih Luar Negeri, Siapa yang Jaga Neraca Bangsa?

**Denpasar, Bali** - Di Twitter dan TikTok, tagar #KaburAjaDulu semakin sering muncul. Banyak anak muda yang bercita-cita kerja atau kuliah di luar negeri. Nggak salah, tentu saja. Tapi, fenomena ini memunculkan satu pertanyaan penting: jika semua akuntan muda pergi, siapa yang akan menjaga neraca dan sistem keuangan negeri ini? ## Brain Drain di Kalangan Profesional Muda Brain drain adalah istilah untuk menggambarkan migrasi tenaga kerja terdidik ke luar negeri. Dalam konteks Indonesia, ini artinya banyak lulusan terbaik—termasuk di bidang akuntansi dan keuangan—memilih berkarier di Singapura, Australia, Jepang, atau negara lain yang menawarkan gaji lebih tinggi, fasilitas lebih baik, dan sistem kerja yang lebih tertata. ## Apa Dampaknya untuk Indonesia? - Kekurangan tenaga ahli keuangan di sektor publik dan UMKM - Perusahaan lokal kesulitan mencari akuntan berpengalaman - Lambatnya adopsi teknologi keuangan karena kurangnya SDM digital - Negara kehilangan potensi pajak dan kontribusi intelektual Menurut data World Bank, Indonesia adalah salah satu negara Asia Tenggara dengan tingkat brain drain tertinggi di bidang teknis dan keuangan. Ini bukan hanya soal kehilangan individu, tapi kehilangan masa depan. ## Kenapa Mereka Memilih 'Kabur'? 1. **Gaji Lebih Tinggi**: Gaji akuntan entry-level di Singapura bisa 3-5 kali lipat lebih besar. 2. **Pengakuan Profesi Lebih Baik**: Sertifikasi seperti CPA, ACCA, dan CIMA dihargai tinggi. 3. **Budaya Kerja yang Lebih Profesional**: Lebih terstruktur, merit-based, dan transparan. 5. **Kesempatan Belajar Lebih Luas**: Akses ke teknologi terbaru dan ekosistem global. ## Tapi, Apakah Harus Kabur untuk Berkembang? Banyak juga akuntan muda Indonesia yang memilih tetap di dalam negeri dan membangun perubahan dari dalam. Mereka mendirikan startup akuntansi digital, mengedukasi UMKM, hingga bekerja di kementerian untuk memperbaiki sistem fiskal nasional. Contohnya: Lala, lulusan akuntansi dari Bali, menolak tawaran kerja dari Australia demi mendirikan platform edukasi keuangan digital untuk pelajar SMA. Kini dia sudah menjangkau lebih dari 30.000 pengguna dari berbagai kota di Indonesia. Negara berkembang seperti Indonesia butuh talenta yang bukan hanya cerdas, tapi juga peduli. Justru karena tantangan masih banyak, peluang kontribusi lebih besar. Kamu bisa jadi pionir dalam digitalisasi akuntansi, ESG reporting, atau akuntansi syariah di tanah air. ### Apa yang Bisa Dilakukan? - Gabung komunitas akuntan muda di Indonesia - Ikuti pelatihan dan sertifikasi yang diakui global (online) - Edukasi publik soal pentingnya profesi akuntan - Bangun proyek sosial yang berbasis literasi keuangan Kesimpulannya, kabur boleh, tapi jangan lupa pulang. Bekerja atau studi di luar negeri adalah pengalaman berharga. Tapi jangan sampai lupa akar. Negeri ini butuh akuntan yang bukan cuma pintar, tapi juga punya integritas dan visi. Jaga neraca bangsa bisa dimulai dari hal kecil: bantu UMKM, edukasi generasi muda, dan dukung transparansi keuangan. Jadi, kamu mau jadi bagian dari solusi di dalam negeri, atau hanya penonton dari jauh? *Kreator: I Made Dwi Hita Darmawan, S.Ak., M.Sc.* ***[PENGUMUMAN: Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang 3 Resmi Dibuka, [klik di sini] (https://lp.primakara.ac.id/) sebelum 31 Agustus 2025. Kuota: 75 Mahasiswa Baru]***

explore more
primakara university

360 Virtual Tour

Ikuti Virtual Tour

Penerimaan mahasiswa

Penerimaan

Berita & Kegiatan

Lihat Berita