Jangan Hanya Menabung di Bank! Uangmu Diam-Diam Dimakan Inflasi!

**Denpasar, Bali** - Menabung di bank memang terdengar aman. Tapi, tahukah kamu bahwa nilai uangmu justru bisa menyusut diam-diam kalau cuma ditabung begitu saja? Penyebab utamanya: inflasi.
## Apa Itu Inflasi?
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Misalnya, kalau tahun ini satu porsi nasi goreng harganya Rp15.000, lalu tahun depan jadi Rp17.000, itu artinya ada inflasi.
Secara rata-rata, inflasi di Indonesia berada di angka 3-5% per tahun. Itu berarti daya beli uang kamu akan turun sebanyak itu juga setiap tahunnya kalau tidak diinvestasikan.
## Menabung di Bank vs Inflasi
Kebanyakan tabungan di bank konvensional hanya memberikan bunga sekitar 0,5%–1% per tahun. Bahkan setelah dipotong pajak, nilainya bisa lebih rendah dari itu.
Jadi, kalau kamu menabung Rp10 juta hari ini dan bunga tabunganmu hanya 1%, maka tahun depan kamu akan punya Rp10.100.000. Tapi jika inflasi 5%, maka daya belinya setara hanya dengan Rp9.600.000. Uangmu memang bertambah nominalnya, tapi berkurang nilainya!
## Jadi, Apakah Menabung Salah?
Bukan berarti menabung itu salah. Menabung tetap penting untuk:
- Dana darurat
- Kebutuhan jangka pendek (3–6 bulan)
- Biaya tak terduga
Tapi untuk tujuan jangka panjang seperti beli rumah, pendidikan, pensiun, atau liburan besar, kamu perlu alternatif yang lebih 'tahan terhadap inflasi'. Seperti:
- **Deposito**: Memberi bunga lebih tinggi (3-5%) tapi dengan jangka waktu tertentu.
- **Reksa Dana Pasar Uang**: Cocok untuk pemula, risiko rendah, return bisa 4-7%.
- **Emas**: Cenderung stabil, cocok untuk investasi jangka panjang.
- **Obligasi Negara Ritel (ORI/SBR)**: Aman karena dijamin pemerintah, return bisa 5-6%.
- **Reksa Dana Saham atau Campuran**: Cocok untuk rencana 5-10 tahun ke depan.
- **Saham**: Return tinggi tapi berisiko, perlu belajar dan pengalaman.
## Tips Memulai Investasi untuk Pemula
1. Pelajari dulu jenis investasi yang sesuai dengan profil risikomu.
2. Mulai dari nominal kecil, misalnya Rp100.000.
3. Pilih platform investasi yang legal dan diawasi OJK.
4. Jangan tergoda janji profit besar dalam waktu singkat.
5. Disiplin dan konsisten menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi.
## Studi Kasus: Menabung vs Investasi
Bayu dan Dita sama-sama mulai bekerja di usia 23 tahun dan sama-sama menabung Rp500.000 per bulan. Bedanya, Bayu menabung di rekening bank, Dita menempatkan uangnya di reksa dana pasar uang.
Setelah 5 tahun:
- Bayu punya sekitar Rp30 juta dengan bunga kecil.
- Dita punya sekitar Rp35–37 juta tergantung return reksa dananya.
Perbedaan ini bisa lebih besar jika mereka melakukannya selama 10 atau 15 tahun.
Memang, investasi memiliki risiko, terutama jika kamu memilih instrumen yang lebih agresif seperti saham. Tapi ada banyak pilihan investasi rendah risiko yang bisa jadi batu loncatan.
Kuncinya adalah pengetahuan. Semakin kamu paham cara kerja produk investasi, semakin besar peluangmu untuk mendapatkan hasil optimal.
Menabung di bank adalah langkah awal yang baik. Tapi kalau kamu hanya menabung dan tidak melakukan apa-apa lagi dengan uangmu, maka nilai kekayaanmu akan kalah oleh waktu.
Lawan inflasi dengan langkah cerdas. Diversifikasi uangmu, pelajari investasi, dan bangun strategi keuangan jangka panjang. Karena uangmu seharusnya bekerja untukmu, bukan hanya tidur di rekening bank.
*Kreator: I Made Dwi Hita Darmawan, S.Ak., M.Sc.*
***[PENGUMUMAN: Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang 3 Resmi Dibuka, [klik di sini] (https://lp.primakara.ac.id/) sebelum 31 Agustus 2025. Kuota: 75 Mahasiswa Baru]***