Investasi Bodong Makin Canggih! Jangan Sampai Akuntan Ikut Tertipu!

**Denpasar, Bali** - “Untung 30% dalam 30 hari! Modal kecil, hasil besar!” Siapa yang tidak tergiur dengan janji seperti itu? Apalagi kalau dibungkus dengan bahasa keren, video testimoni yang meyakinkan, dan influencer yang tampaknya sukses karena ikut investasi tersebut.
Sayangnya, tidak semua yang berlabel investasi itu benar-benar legal dan aman. Bahkan, di era digital saat ini, investasi bodong (ilegal) semakin canggih dan sulit dibedakan dari yang asli. Ironisnya, korban tidak hanya dari kalangan awam, tapi juga para profesional – termasuk akuntan.
## Akuntan Kok Bisa Tertipu?
Banyak yang berpikir lulusan akuntansi pasti aman dari jebakan investasi bodong. Nyatanya, tidak selalu. Kenapa?
- Rasa percaya diri yang berlebihan karena merasa 'tahu uang'.
- Kurangnya verifikasi legalitas produk.
- Ketertarikan pada ‘cuan cepat’ karena tekanan gaya hidup.
- Skema yang semakin halus dan terlihat profesional.
## Ciri-Ciri Investasi Bodong
- Janji keuntungan tinggi tanpa risiko.
- Tidak punya izin resmi dari OJK atau Bappebti.
- Tidak transparan soal penggunaan dana.
- Mengandalkan sistem referral dan bonus rekrut anggota baru.
- Banyak testimoni tapi tanpa kejelasan produk.
- Tidak ada laporan keuangan atau audit independen.
## Studi Kasus: Skema Ponzi Berkedok Kripto
Beberapa waktu lalu, sebuah platform investasi berbasis kripto menjanjikan keuntungan harian 1%. Mereka mengaku punya algoritma canggih yang bisa trading otomatis. Banyak korban tergiur, termasuk mahasiswa dan pekerja kantoran.
Setelah beberapa bulan, situsnya tutup, dana menghilang, dan pendirinya kabur. Belakangan diketahui, itu hanyalah skema Ponzi: uang anggota baru dipakai membayar anggota lama.
## Kenapa Akuntan Harus Jadi Garda Terdepan Edukasi Keuangan?
Sebagai orang yang paham keuangan, akuntan punya tanggung jawab moral untuk:
- Mengedukasi masyarakat tentang perbedaan investasi legal dan bodong.
- Menjadi contoh dalam mengelola keuangan secara sehat.
- Memberi saran berdasarkan data, bukan tren sesaat.
- Membantu klien atau kolega menyusun strategi keuangan yang aman.
## Tips Aman Berinvestasi untuk Pemula
- **Cek legalitas** di situs OJK atau SWI (Satgas Waspada Investasi).
- **Pahami produknya**: Jangan investasikan uang ke hal yang tidak kamu mengerti.
- **Tolak ajakan mendesak**: Semakin diburu-buru, semakin mencurigakan.
- **Cek transparansi**: Apakah ada laporan keuangan? Siapa pengelolanya?
- **Mulai kecil**: Jangan langsung habiskan tabungan dalam satu instrumen.
- **Diversifikasi**: Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang.
Jangan takut terlihat 'ketinggalan' saat tidak ikut tren investasi yang sedang viral. Kadang, tidak ikut justru menyelamatkan uangmu.
Sebagai mahasiswa atau profesional akuntansi, justru kamu harus jadi pihak yang memberikan perspektif logis dan data-driven di tengah kebisingan janji investasi instan.
## Peran Sosial Akuntan dalam Era Digital
1. Menjadi advisor finansial yang objektif.
2. Memberikan pelatihan literasi keuangan kepada komunitas.
3. Menjadi whistleblower ketika melihat skema penipuan finansial.
4. Membantu startup dan UMKM memahami risiko investasi dan pembiayaan.
Kesimpulannya, jangan tertipu kilau, tapi lihat nilainya.
Zaman sekarang, investasi bodong tidak lagi datang dari orang asing mencurigakan. Mereka bisa muncul lewat WhatsApp grup, seminar online, bahkan influencer kesayanganmu.
Tugas kamu sebagai akuntan (atau calon akuntan) adalah tetap kritis, selalu cek fakta, dan jangan biarkan angka besar membutakan logika.
Karena uang yang hilang karena keserakahan, jauh lebih susah dikembalikan daripada uang yang hilang karena belajar.
*Kreator: I Made Dwi Hita Darmawan, S.Ak., M.Sc.*
***[PENGUMUMAN: Pendaftaran Mahasiswa Baru Gelombang 3 Resmi Dibuka, [klik di sini] (https://lp.primakara.ac.id/) sebelum 31 Agustus 2025. Kuota: 75 Mahasiswa Baru]***