OpenAI Buka Sayembara "Cari Bug" ChatGPT
ChatGPT, canggih namun tetap memiliki kerentanan sistem.
OpenAI baru saja meluncurkan sayembara dengan tujuan memburu "bug" atau kesalahan dalam sistem chatbot besutannya, ChatGPT.
Sayembara ini menawarkan hadiah total hampir Rp 300 juta bagi siapa saja yang berhasil menemukan celah keamanan atau kesalahan dalam ChatGPT.
OpenAI mengatakan, tidak ada sistem yang sempurna, dan ChatGPT pun memiliki potensi untuk memiliki "bug" atau kesalahan yang dapat memengaruhi kinerjanya. Dalam upaya meningkatkan keamanan dan kualitas ChatGPT, OpenAI pun memilih metode sayembara sebagai upaya kolaboratif untuk mengidentifikasi dan memperbaiki potensi masalah dalam sistem tersebut.
"Itulah mengapa kami mengundang komunitas global yang mencakup peneliti keamanan, ethical hacker, dan para penggemar teknologi untuk membantu kami mengidentifikasi serta mengatasi kerentanan dalam sistem kami," tulis OpenAI dalam blog resminya seperti dilansir Primakara pada Senin (17/04/2023).
**Baca juga: [10 Game dengan Unreal Engine 5, Ada Tekken 8!](https://primakara.ac.id/blog/10-game-dengan-unreal-engine-5-ada-tekken-8)**
## # Hadiah Mulai Dari Rp 2,9 Juta
Peserta yang berpartisipasi dapat menguji ChatGPT dan mencari potensi "bug" dalam interaksi dengan sistem tersebut. Kesalahan yang dicari bisa berupa pelanggaran kebijakan, bias yang tidak diinginkan, atau potensi risiko keamanan lainnya. Setiap temuan yang dianggap valid akan dinilai oleh tim penilai yang ditunjuk langsung oleh pihak OpenAI.
Dalam sayembara bertajuk Bug Bounty OpenAI ini, OpenAI bekerja sama dengan platform crowfunding bernama BugCrowd. Melalui situs inilah proses pengiriman laporan temuan "bug" hingga pemberian hadiah akan dilakukan.
Sebelum mengikuti sayembara Bug Bounty OpenAI, peserta harus memperhatikan beberapa ketentuan. Salah satu ketentuan menyebutkan bahwa program ini tidak berlaku bagi peserta yang menemukan kesalahan terkait konten atau jawaban dari ChatGPT. Kesalahan tersebut misalnya ketika ChatGPT memberikan jawaban berisi ujaran kebencian (hate speech) atau ketika ChatGPT diminta membuat kode program yang berbahaya.
Menurut OpenAI, kesalahan-kesalahan di atas tidak dikategorikan sebagai "bug". Mereka menyebut masalah keamanan seperti ini bukan "bug" individual yang dapat langsung diperbaiki.
Berdasarkan pantauan Primakara di situs BugCrowd pada Senin (17/04/2023), jumlah peserta yang mengikuti sayembara telah mencapai 2504 orang. Peserta yang berhasil menemukan "bug" nantinya akan mendapatkan hadiah mulai dari 200 dollar AS (sekitar Rp 2,9 juta) hingga 20.000 dollar AS (sekitar Rp 295 juta) berdasarkan tingkat keparahan yang ditemukan.
**Baca juga: [ChatGPT untuk Android Segera Dirilis](https://primakara.ac.id/blog/info-teknologi/chat-gpt-android-segera-rilis-pengguna-sudah-bisa-registrasi)**
# Tidak Hanya Hadiah Uang
Partisipasi dalam sayembara ini tidak hanya tentang hadiah uang, tetapi juga tentang kontribusi dalam meningkatkan keamanan dan kualitas ChatGPT. Dengan menggali potensi "bug" atau kesalahan sistem, peserta dapat membantu OpenAI untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas model bahasa ini, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi penggunanya di seluruh dunia.
Bagi kamu yang penasaran atau tertarik mengikuti sayembara ini, informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs BugCrowd atau dengan mengklik [link ini.](https://bugcrowd.com/openai)
*Dapatkan berita terkini seputar teknologi di [Primakara.ac.id.](https://primakara.ac.id/) Ikuti juga Official Instagram dengan mengklik [link ini,](https://www.instagram.com/primakara.univ/?next=%2F) kemudian tekan tombol "follow" atau "ikuti".*